7 Cara Untuk Mengukur Tingkat Pemahaman Siswa
olehCleva 25 Oktober 2022
Ilustrasi guru bersama siswa. Sumber pixabay
olehCleva 25 Oktober 2022
Ilustrasi guru bersama siswa. Sumber pixabay
Seperti yang kita ketahui, menjadikan siswa paham lebih penting daripada membuat siswa hanya sekadar hafal suatu materi. Sebab, dengan memahami materi yang disampaikan, siswa akan lebih mudah mengingat materi yang diajarkan oleh gurunya.
Namun untuk mengukur tingkat pemahaman siswa ternyata tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu metode-metode khusus untuk mengetahui seberapa paham siswa tentang materi yang disampaikan.
Sedikitnya ada 7 cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pemahaman para siswanya. 7 cara untuk mengukur tingkat pemahaman siswa yang biasa dilakukan di antaranya sebagai berikut.
1. Menafsirkan (Interpreting)
Cara pertama mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni melalui cara penafsiran. Penafsiran terjadi saat seorang siswa dapat mengubah suatu bentuk informasi pada bentuk infomasi yang lain. Misalnya dari grafik ke kalimat atau sebaliknya, dari kata ke angka atau sebaliknya, maupun dari kata ke kata, misalnya meringkas atau membuat parafrase.
2. Memberikan contoh (Exemplifying)
Cara kedua untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni melalui cara mencontohkan. Seorang siswa dapat dikatakan paham saat dia mampu memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum.
Memberikan contoh ini dapat menunjukkan bahwa seorang siswa sebagai wujud yang mampu mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri-ciri dari konsep yang didapatkan tersebut untuk membuat contoh.
3. Mengklasifikasikan (Classifying)
Cara berikutnya untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni melalui cara mengklasifikasikan. Seorang siswa disebut memahami saat dia dapat mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu.
Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasikan ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut.
4. Meringkas (Summarizing)
Cara keempat untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni melalui cara meringkas. Meringkas merupakan kegiatan membuat suatu pertanyaan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu rangkuman dari sebuah tulisan. Meringkas akan menuntut siswa untuk memilih inti dari suatu informasi dan meringkasnya, itu artinya siswa dapat menspesifikkan suatu kondisi.
5. Menarik inferensi (Inferring)
Cara selanjutnya untuk mengukur pemahaman siswa terhadap pembelajaran yakni melalui cara menarik inferensi. Infering terjadi saat seorang siswa mampu mengabstraksikan sebuah sampel atau menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta.
Misalnya, memprediksi perkembangan suatu populasi dalam sebuah komunitas berdasarkan data perkembangan populasi selama sepuluh tahun terakhir.
6. Membandingkan (Comparing)
Cara keenam yang biasa digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni dengan cara membandingkan. Seorang siswa dapat membandingkan saat dia dapat mendeteksi persamaan dan perbedaaan yang dimiliki oleh dua objek atau lebih. Ketika seorang siswa mampu membandingkan persamaan atau perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, itu artinya dia sudah bisa memahami sebuah materi.
7. Menjelaskan (Explaining)
Cara terakhir yang bisaa digunakan unuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yakni dengan cara menjelaskan. Artinya, siswa dapat menjelaskan saat dia dapat memberikan model dari suatu teori atau dapat mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Jika siswa sudah bisa menjelaskan tentang materi pembelajaran seperti itu, artinya dia juga sudah bisa dikatakan telah memahami materi itu.
Itulah 7 cara yang bisa dilakukan guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan. Dengan mengetahui tingkat pemahaman masing-masing siswanya, guru jadi bisa menentukan bagaimana treatment yang harus diberikan kepada setiap siswanya.